Cerpen 'Tobat.'



Tobat                          by ; Hajat Arifuddin
Aku dulu adalah seorang yang taat beragama- hampir semua ritual agama aku jalankan. Aku tidak pernah melupakan sholat lima waktu- apalagi puasa aku juga tidak pernah melewatkannya.Tapi mungkin karena aku terlalu terpengaruh oleh arus globalisasi negatif maka sejak saat itu diriku berubah.
 Sekarang aku telah memiliki pacar yang cantiknya mirip bintang iklan sabun colek dan dia juga cukup bahenol. Namanya ‘Silvana-Dia berasal dari manado dan yang jelasnya kulitnya putih. Mungkin karena aku telah terhipnotis dari kata-kata temanku- yang berkata “memang enak bubur manado tapi lebih enak bibir Manado”dan sejak saat itu aku mulai berani mencium bibirnya dan melakukan hal-hal yang telah melampaui batas. Untunglah dia bukan seorang yang religius maka dia juga tak menolak ketika aku mulai beraksi.
Tapi seketika diriku kembali kejalur semula. Aku menemukan kembali keimananku. Itu karena bulan Ramadhan telah datang dan sejak saat itu aku berkata pada pacarku “ aku ingin taat beribadah sayang ,jadi jangan ganggu aku dulu.” Karena pacarku itu orangnya penurut maka dia mengiayakan kata-kataku. Sejak saat itu sepertinya Tuhan sangat dekat dengan diriku dan sepertinya keimananku telah menebal kembali. Aku sekarang telah kuat menahan syahwatku. “ Aku tenaang..” sahutku.



Hampir setiap hari aku tadarusan dan dalam menjalankan sholat lima waktu-aku selalu tepat waktu. Diriku sekarang sangat tenang dan sepertinya cahaya Tuhan telah menyinari dengan sangat terang.
Tak terasa telah 29 hari aku telah menjalankan puasa dan besok pagi hari kemenangan akan dikomandangkan. Aku hampir tidak pernah absen taraweh- Aku hanya tidak hadir dua hari, itu karena kondisiku agak buruk saat itu. Sekarang diriku telah siap-siap menyambut kemenangan pada hari Idul Fitri.
Keesokan harinya. Aku terbangun tepat jam empat pagi dan aku segera kekamar mandi. Tak begitu lama- aku telah keluar dari kamar mandi dan segera menyiapkan pakaian untuk sholat subuh. Aku segera ke mesjid dan sholat. Setelah sholat subuh dilanjutkan dengan sholat Idul Fitri pada pukul tujuh pagi. Hari kemenangan membuatku bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena datangnya kemenangan dan aku sedih karena ditinggalkan bulan Ramadhan yang suci.
Liburan telah selesai dan hari ini kuliah telah bergulir kembali. Ini hari pertama yang sangat menyenangkan karena kerinduan dengan teman-teman dan tentu saja pacarku Si Silvana yang bahenol,Upps! Aku terdiam dan mengucapkan beberapa kata Isthigfar. Sekarang aku telah mempunyai keimanan yang cukup kuat untuk menahan nafsu dalam kehidupan ini.
 “ Hei Abdul, apa kabar?” Herman menyapaku.
“Iya, aku baik-baik saja Bro. gimana dengan keadanmu”
“Ya.. Alhamdulillah, I’m fine too”
“ udah dulu ya’ Dul “ Herman bergegas meninggalku dengan senyum pas-pas-an”
Aku telah melirik kesana kemari dan memperhatikan setiap sudut tempat di Kampusku. Tapi tak kulihat wajah sang penyejuk hati. Aku sudah mulai bosan menunggu karena tak terasa aku telah dua jam menunggu Silvana. Perasaanku sangat sesak dan sebal. Mungkin Si Silvana tidak tahu kalau aku telah disiksa rindu. Karena jam telah menunjukkan 17.00 maka kuputuskan ingin kupulang saja, tapi baru saja aku angkat kakiku. Aku mendengar ada suara memanggil namaku.
“ Dul…Dul..????”  Silvana memanggilku.
“ oh kamu Silvana. Kenapa kamu terlambat datangnya?”
“ begini Sayang. Tadi dijalan ada demonstrasi TDL, jadi terjadi macet di jalan “
“ Oh begitu. Aku sempat cemas dengan dirimu- kirain ada hal-hal yang tidak baik telah terjadi “ Gurauku kepada Silvana.
“ oiya.. selamat ya!”
Aku lalu mengajak Silvana kerumah Kostku untuk makan disana. Kebetulan aku banyak kiriman dari kampungku. Sesampai disana. Aku menyuruh Silvana untuk mengambil piring.
            “ Vana??? Tolong ambil dua piring untuk kita berdua”
            “ iya sayang, tunggu ya!’
            “ ini piringnya”
            “Ya udah, kita makan bareng yuk”. Sahutku.
Setelah makan. Mungkin karena saking rindunya-kami banyak berbincang-bincang. Tapi lama –kelamaan, tubuhku terasa bergetar dan sepertinya ada Sesuatu yang keluar dariku dan itu sangat mistik. Aku sangat aneh. Aku menatap mata Silvana dan seketika kuciumi bibirnya.-Aku melakukan hal-hal yang diluar kendaliku. Setan telah mengontrolku, tapi aku berkata “jangan pergi dulu setan, biarkan ini semua terjadi “.Dan pada saat itu aku telah kembali menjadi manusia bejat. Ternyata yang keluar dari diriku adalah keimananku, cahaya Ilahi dan sekarang aku percaya pada kata ustad tetanggaku, Dia berkata “ Keimanan itu ada saatnya sangat besar dan ada saatnya dia menghilang”.
Silvana pamit. Aku sekarang sendirian dikamarku. Aku menutup muka- tak percaya hal ini terjadi lagi padaku. Aku seperti telah diperkosa kehidupan dan direnggut kesucianku oleh setan. Aku menyesal- tapi aku rasa itu percuma. Aku galau, marah pada diriku sendiri.” Ya Tuhan engkau Maha baik ! Tunjukkan jalan terbaik”. Aku begitu terpukul dengan kebodohanku. Aku merasa kehilangan harta yang paling berharga yaitu cahaya ilahi. Aku sempat mengumpat “ Ya Tuhan mengapa Kau ciptakan hal-hal buruk” seharusnya Kau hanya menciptakan hal-hal yang baik saja sehingga aku sekarang merasa tenang. Tapi aku sadar menyesal bukan hal terbaik. Aku juga tahu orang bukan kuat karena tak pernah jatuh tapi orang kuat karena berani bangkit lagi ketika telah jatuh beberapa kali. Aku tobat.



           

Komentar

Postingan Populer