CERPEN ' ARTI US BUATKU.'
Arti Us buatku
“Gemercik
air hujan membasahi wajahku yang serasa kaku mungkin karena aku begadang tadi
malam soalnya ada pertandingan domino yang kuikuti. Kalau biasanya
pertandingan-pertandingan di Kampusku skalanya SeSul-SelBar seperti lomba ACEST
(Acountant Contest) yang diadakan oleh ikatan Mahasiswa Akutansi,tapi pertandingan
domino yang kuikuti tadi malam skalanya seAndi Tonro…he..he. Tadi malam aku
jadi juara pertama dan aku mendapat hadiah satu dos mie dan lima bungkus kopi
sachet,”hebat toh!
“ Memang aku
termasuk Mahasiswa yang rendah IQ-nya tapi semangat hidup tetap ada .walaupun
sudah Sembilan tahun aku menetap di Kampus, karena nilai-nilaiku dihiasi dengan
huruf “E”dan aku selalu bilang dalam hati E..maang nasib . “Tuhan beri aku jari
telunjukmu agar semua yang kuinginkan tinggal tunjuk saja” itu pintaku disetiap
doaku.”
“Namaku
Valentitus karena aku lahir pada 14 februari bertepatan dengan hari Valentine
atau hari Kasih Sayang yang aku sering dengar dari anak gaul gitu loe…tapi
ironis namaku tak mewakili nasibku,teman-teman sering mengejekku dengan
panggilan “Tikus” tapi aku selalu tabah mendengar itu karena aku selalu
teringat pesan Ayahku tentang arti namaku, kata Ayahku “US “ yang ada pada
huruf belakang namamu aku ambil dari nama Tuhan Kita -jadi banggalah kamu.
Dalam hati ketika mendengar itu aku lalu tertawa..ha..ha “semoga aja Tuhan tau
aku minjam nama-Nya,so aku nantinya aku dapat tiket gratis ke Surga tanpa
adanya Hisab dan aku duduk tepat disamping-Nya. Lalu tertawai teman-temanku
yang berada di
Neraka, ha..ha
“puk..puk…Aku seperti dipukul dengan buku! Eh
kamu TOhe, ada apa? Eh Tikus boleh tidak aku pinjam buku pengantar Akutansimu?
Maaf fren aku tidak punya buku pengantar akutansi tapi kalau pengantar alam
kubur aku punya, he..he, ah.. kamu Tikus bercanda saja pantasan kamu tidak
lulus-lulus. Coba contoh aku,baru tiga tahun setengah aku sudah menyusun
skripsi..Hebat kan! Iya..iya aku tau kamu memang cerdas tapi jangan sombong
dong! siTohe lalu tersenyum,lalu berkata” aku pulang dulu Ya ‘TUS’. Oke fren,
sahutku.Terkadang kata-kata TOHe benar juga, aku terlalu banyak main-mainnya
daripada belajarnya.
“ Aku sebenarnya
punya potensi yang terpendam yaitu jago bikin puisi dan kata teman-temanku ‘aku
harus kembangkan potensi itu’. Tapi bagaimana ya! aku juga bingung gimana
caranya mengeksplor bakatku ini. Tiba-tiba ada suara yang kudengar memanggilku,
‘Titus…Titus..oh itu pasti Fitry,karena hanya dia yang sering memanggilku
Titus, ada apa Fit..? “gini Tus aku punya teman yang namanya Risma, Dia itu
kerja di Harian Fajar dan dia mau membantu terbitkan puisi-puisimu di Koran
itu, gimana mau gak dibantu? “Boleh..boleh kebetulan aku lagi sangat
membutuhkan bantuan, kapan aku bisa berikan karyaku untuk diterbitkan. kamu
bisa berikan karyamu besok pagi. Makasih ya Fit! Kamu memang sahabat terbaik
buatku. Sama-sama Titus,eh aku pulang dulu ya.
“ pagi yang mendung
menyelinap di jendela kamarku tapi hatiku tetap ceria karena hari ini aku ingin
ke kantor Harian Fajar untuk menemui nona Risma yang ingin membantu menerbitkan
puisi-puisiku. Tadi malam aku sibuk menyeleksi puisi-puisi yang ingin kubawa
tapi aku punya puisi pamungkas yang judulnya “HEBAT”Dan aku yakin puisiku ini
disukai banyak orang, begini liriknya:
‘Kamu jelas ada diurat nadi kehidupanku
‘Kamupun
hadir sebagai aroma surgawi disetiap nafasku
‘Maaf
kamu tak secantik bidadari-bidadari
diatas langit
‘Kamupun tak seterang bintang-bintang dilangit
sana…
‘Dan
kamu tak sehebat letusan BIG-Bang, tapi…
Satu
jelas Kamu “Terhebat” dihatiku.
“setelah
aku persiapkan semua puisi yang aku ingin bawa, aku lalu bergegas ke kantor
Koran itu. Sesampai disana aku bertemu dengan Nona Risma,dia tidak banyak
bicara kepadaku, Aku langsung saja memberikan puisi-puisi itu, dia memeriksa puisi-puisi
itu dan berkata “ eh puisimu bagus juga tapi itu tergantung publishernya, mau
tidak mereka menerbitkannya! Dan kamu pulang saja nanti besok kami kabarkan
kalau puisimu bisa diterbitkan. Terima kasih,sahutku..
“Pagi telah
menyelinap kembali dijendela kamarku,kulihat jam telah menujukkan jarumnya
dititik sepuluh,Dan sepuluh kali aku angkat telepon berharap itu dari Penerbit.
Deriing..riing..bunyi teleponku berbunyi lagi tapi aku tak yakin itu telepon
yang kunantikan karena sudah banyak kali yang aku angkat telepon itu ternyata
aku kecewa. Tapi mungkin karena terlalu lama berdering terpaksa aku angkat
juga.’Halo..Halo’ apa benar ini saudara Valentinus? Ya benar,ada apa? “ begini
kami dari Penerbit, Kami setuju menerbitkan karya-karya anda Dan Kami anggap
karya-karya anda adalah Karya-karya “JENIUS”dari orang Jenius besok anda datang
ke kantor untuk teken kontrak. Makasih pak, sahutku dengan gembira. Hatiku
tidak mau berhenti berdecak kagum dengan keberhasilanku Dan Aku lalu berkata
dalam hati bahwa arti namaku bukan hanya karena minjam nama belakang Tuhan tapi arti namaku adalah seorang yang
“JENIUS” .
By: Karaeng Ngemba (HAJAT ARIF)
Komentar
Posting Komentar