'Cerpen Karma
KARMA karya Hajat
Arif
Sebatang rokok kujepitkan ditelinga dan sebatang lagi kuhisap.
Ini adalah gayaku. Setiap pagi datang aku telah berada dipinggir Gang sempit
dekat rumahku. Aku menunggu beberapa orang yang lewat lalu meminta sedikit
retribusi keamanan. Tak peduli orang yang aku kenal, tidak kenal ataupun orang
yang berlagak miskin- aku tak segan-segan meminta pajak keamanan.” Hei..
Setorannya Bung?” itu ucapku setiap pagi.
Aku punya tato naga dilengan kananku- itu sih kata pentatonya.
Tapi kata Ibuku “ tato itu seperti Kadal Bungkuk” hampir aku sikat-tapi untung
dia itu Ibuku.Walaupun aku terkenal dengan kebrutalanku tapi aku masih punya
rasa sayang sama Ibuku.
Tiga tahun aku telah menduda dan kata anak gaul dekat rumahku
“ Bang Jomblo” itu cocok buat namaku.Aku pikir-pikir itu nama baik juga
didengar sebelum aku tahu apa arti kata-kata itu. Lambat laun teman-temanku
sudah akrab memanggilku “Bang JO” singkatan dari ‘Bang Jomblo.’ Maka sejak saat
itu siapa saja yang tak memanggilku “ Bang Jo” aku tonjok mukanya.Karena sebutan
itu sudah menjadi simbol kejantantananku, “He..He..” tawaku setiap
teman-temanku memanggil namaku.
“ Hei… setorannya Bung? Sapaku kepada salah satu korbanku.
“ Iya Bang Jo” sahut seorang pemuda- yang lewat di Gang kecil
itu sambil mengeluarkan uang lima ribuan.
“ Bagus, itu baru warga yang baik.” Balasku dengan sedikit
tertawa.
Beberapa menit kemudian. Pemuda itu
berlalu dari pandanganku dengan wajah yang tertunduk murung. Aku mulai
menghitung hasil pendapatanku hari ini, karena aku lihat udara sudah begitu
panas menyengat dan aku rasa sudah waktunya aku berkumpul dengan temanku yang
satu profesi denganku.Hari ini kita telah berjanji bertaruh dimeja judi dan
biasanya kita berjudi sampai larut malam. Itu adalah aktifitasku setiap hari-
begitu menyenangkan buat kaum sepertiku.
Aku memang brutal tapi aku juga punya
sisi lembut- buktinya sekarang aku lagi jatuh cinta nih sama seorang. Namanya ‘ Warsini.’ Gadis cantik dari
Bandung,solehah dan yang pastinya sebelas dua belas dengan Shiren Sungkar- itu
loe artis sinetron yang biasa nongol di TV. Warsini jauh-jauh dari Bandung ke
Sumatra hanya untuk mengajar anak-anak yang mendapatkan keterbelakangan mental.
Sungguh mulia kepribadiannya tapi sungguh sangat jauh dengan kepribadianku. Aku
sempat berputus asa tapi “ bukan Bang Jo namanya kalau cengeng”sahutku dalam
hati.
Beberapa minggu kemudian gayunpun
bersambut. Aku tak begitu aktif beraksi tapi Warsini mencoba mendekatiku. Aku
tidak tahu ilmu apa yang aku miliki sehingga Warsini ingin akrab denganku.
Bulan berganti bulan- kita mulai saling mengenal dan akhirnya hari ini aku coba
memberanikan diri untuk menyatakan suka sama dia dan ingin melamarnya.
“ War, bo..boleh gak kakak ngomong sesuatu? Tapi Warsi jangan
marah Ya??”
“ apa sih yang mau diomongin?” Kakak tidak perlu takut kok,
aku pasti tidak marah. Balas Warsini.
“ Begini War, kita khan sudah sama-sama dewasa. Bagaimana
kalau aku mau melamarmu?”
“ Apa?”.. Balas Warsini dengan sedikit terkejut.Begini Bang
aku sih mau-mau saja tapi kakak harus mengikuti permintaanku selama sebulan ini
sehingga aku benar-benar yakin dengan kakak. Permintaanku tidak membuat kakak
rugi kok. Bagaimana kak?”
“ Ya, apapun itu akan kulakukan demi adik. Balasku dengan
sumringah. Apa yang harus kakak lakukan?” sambungku.
“ Kakak harus merubah segala tingkah laku brutal yang kakak
miliki dan kakak harus menghilangkan Tato yang ada dilengan kakak. Bagaimana
setuju gak?”
“ baiklah. Hari ini kakak memulai dengan menghilangkan tato
kakak dan besok berangsur-angsur kakak akan merubah tingkah laku kakak asalkan
adik bisa menuntun kakak kejalan yang benar- pasti kakak akan bisa berubah.
“ Iya Bang. Adik akan selalu menuntun. Kalau begitu adik
pulang dulu. Assalamu alaikum?.”
“ Walaikum.. muss.salam” balasku dengan terbata-bata, ‘Maklum
baru hafal.’
Pagi datang. Aku sekarang berada dirumah pentato yang mentato
diriku dahulu.
“ Eh Bang Oby! tolong kamu hilangkan tato dilengan kananku ini
?”soalnya calon biniku marah lihat tato ini.
“ Oh bisa. Tapi bayarnya lima puluh ribu Ya! mau gak?” balas
tukang tato itu.
“ oke.” Balasku
Setelah beberapa jam berlalu. Akhirnya
tato dilenganku hilang juga walaupun kulitku sedikit jorok terlihat.
“ Bang Jo! Bagaimana kalau dilengan kirimu aku gambar tato
baru? Tatonya gambar bunga dan pasti ketika calon binimu melihatnya dia pasti
mengatakan “ Bang Jo Romantis sekali” sahut tukang tato itu.
Setelah beberapa saat aku berpikir dan memikirkan respon yang
akn diberikan Warsini ketika melihat tato baruku nantinya.
“ Iya, boleh juga idemu. Kamu memang brilian Oby.” Balasku
sambil tersenyum.
Tepat didepan rumahku -Warsini anggun berdiri.
“ War.. kakak telah menghilangkan tato dilengan kananku?
Ucapku sambil membuka lengan kanan jaket panjangku untuk memperlihatkannya.
Warsini lalu melihatnya;
“ oh Alhamdulillah.” Adik sangat bersyukur ternyata kakak
sudah sadar. Balas Warsini dengan riang.
“ Tapi kakak punya kejutan buatmu,sekarang tutup matamu- nanti
kakak suruh ,lalu dibuka ya?” sahutku
“ Apa sih? Balas Warsini sambil menutup matanya.
Seketika kubuka jaketku dan aku berkata:
“ War..ini dia kejutannya- Tato baruku dengan gambar Bunga
Bangkai- tato ini melambangkan cintaku kepadamu.”
Warsini lalu membuka matanya;
“ Apa??? Ini yang kamu bilang kejutan. Ayo cepat hilangkan
tato itu segera kalau tidak!!! saya tidak mau dilamar oleh kakak nantinya.”
Balas Warsini dengan nada yang marah.
“ Oke..oke. balasku dengan tergesa-gesa.
Lalu aku
segera berlari ke rumah tukang tato itu. Tepat didepan rumahnya.
“Oby…Oby??? Kuberteriak didepan rumah
pentato itu.
Oby dengan langkah yang cepat
menghampiriku;
“ Ada apa Bang? Kok Berteriak-teriak.” Balas Si Tukang tato
itu.
Kulayangkan
tinjuku kemuka Tukang tato itu sebanyak dua kali. Lalu aku berkata:
“ Cepat hilangkan tato ini? Gara-gara kamu saya hampir tidak
jadi menikah.
“ Iya bang.” Sahut pentato itu sambil meraba-raba mukanya yang
memar.
Hari- berganti hari tepatnya sudah delapan belas hari -aku
telah berubah menjadi lebih baik dan hubunganku dengan Warsini semakin
langgeng. Warsini tekun mengajariku tentang pentingnya agama dan akupun
sekarang sadar bahwa agama itu penting.Aku sekarang sudah tahu membaca Alqur’an
dengan tajwid yang baik dan aku telah taat menjalankan shalat lima waktu.
Tanggal 31 bulan Januari telah bergulir. Itu tandanya besok
aku sudah bisa melamar Si Warsini. Malam begitu cepat datang menutupi siang.
Pagi datang dengan tergesa-gesa. Seperti diriku yang
tergesa-gesa untuk berpakain rapi. Karena hari ini aku dan Ibuku akan kerumah
Tante Warsini untuk melamar Warsini tentunya. Senyum tidak habisnya aku
tampakkan diperjalanan menuju rumah Warsini. Setelah beberapa jam berlalu. Aku
sekarang berada tepat didepan rumah Warsini.
“ Assalamu alaikum…Assalamu alaikum???” Sahutku berkali-kali.
Beberapa saat kemudian. Tante Warsini keluar dan berkata;
“ Walaikum mussalam. Ada apa ya? kok rame-rame datang.
“ Ini bu..aku dan Anakku Si Jo ingin melamar Warsini. Jadi
boleh gak kita masuk?
“ Oh ..silahkan masuk” balas Tante Warsini dengan wajah yang
kelihatan sedikit sedih.
Aku lalu masuk bersama ibu dan sanak keluargaku.tapi aku tak
melihat Warsini hadir dirumah itu.
“ Begini Bu, sebelumnya saya meminta maaf. Saya sudah tahu bahwa
Ibu akan datang melamar hari ini, tapi maaf beribu maaf.”
Tante Warsini terdiam beberapa menit- lalu menghela nafas yang
panjang dan melanjutkan bicaranya;
“ Warsini tadi malam telah pulang Ke Bandung. Dan dia berkata
bahwa sebenarnya dia tidak mau menikah dengan Bang Jo tapi dia hanya ingin
menyadarkan Bang Jo. Lagi pula Bang Jo harus tahu Bahwa dulu Warsini Punya adik
bernama ‘Rahman tapi dia itu sudah meninggal. Dan meninggalnya karena dipukuli
oleh Bang Jo ketika tidak mau memberikan uang keamanan kepada Bang Jo. Iya sih
meninggalnya itu di Rumah sakit tapi itu gara-gara efek pukulan yang mengenai
dadanya.
Seketika
mendengar itu dadaku sakit. Aku begitu kecewa pada diriku, pada Warsini dan
pada semua orang. “ apakah ini karma buatku? Karma begitu kejam ataukah aku
yang kejam.” Sahutku. Aku begitu terpukul saat itu.
Beberapa
minggu berlalu- Sejak saat itu aku tak pernah melihat Warsini lagi. Dan karena
kekecewaanku kepada Warsini, aku telah kembali menjadi Jo yang Brutal.
HAJAT ARIFUDDIN
Komentar
Posting Komentar